Selasa, 20 November 2007

SODOM dan GOMORA (Bagian 2)

SODOM dan GOMORA

Dosa, doa dan sikap hati
by Soejono Wijaya


(BAGIAN KEDUA)

Lot, Istri Lot dan calon menantu Lot

Tapi akhirnya Tuhan pun tetap membinasakan Sodom dan Gomora, sesuai janjiNya dengn Abraham, Ia tidak menemukan sepuluh orang benar disana untuk mencegahNya membinasakan kota tersebut. Apakah hanya itu saja akhir dari Sodom dan Gomora ? Tidak, Tuhan tidak pernah membiarkan segala sesuatu berlalu begitu saja tanpa arti. Ia ingin anak2Nya belajar dari orang-orang yang Ia coba selamatkan dari Sodom dan Gomora, dimulai dari calon menantu Lot lalu Istri Lot dan yang terakhir Lot sendiri. Disinilah kita belajar mengenai komitmen dan sikap hati kita terhadap Tuhan. Ada tiga sikap hati yang yang bisa kita pelajari disini.
Sikap hati yang pertama :
Saat kedua malaikat mengingatkan Lot untuk mengajak keluar siapa saja keluarga dan kaumnya untuk keluar dari Sodom dan Gomora. Maka Lot menghampiri kedua calon menantunya dan mengajaknya untuk keluar dari Sodom dan Gomora. Tetapi mereka memandangnya hanya berolok-olok dan tetap tinggal di kota tersebut (Kej 19:14). Hingga akhirnya mereka ikut dibinasakan oleh hujan belerang dan api. Seberapa sering dalam kehidupan ini kita diperingati oleh Allah, diingatakan untuk mejauhi dosa, diingatkan untuk "lari" dari Sodom dan Gomora ? Sikap hati yang pertama ialah sikap hati yang bebal, menolak apa yang telah Tuhan larang dari kita, tidak mau mendengarkan FirmanNya dan memilih hidup dalam dosa. Kita tahu apa yang menimpa kedua calon menantu Lot.
Sikap hati yang kedua
Akhirnya yang dibawa keluar dari kota tersebut adalah Lot, istri Lot dan kedua anak perempuannya (Kej 19: 15-16). Kedua malaikat tersebut berpesan kepada mereka : "Larilah, selamatkanlah nyawamu: janganlah menoleh kebelakang ...". Kejadian 19:26 mencatat : "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutinya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam". Sikap hati yang kedua ialah mewakili sikap hati yang ragu2 pada komitmennya kepada Allah. Mereka yang sudah dipanggil keluar dari segala belenggu dosa, tetapi masih menoleh lagi kepada masa lalu mereka, masih menoleh lagi kepada semua godaan dosa, maka mereka akan menjadi tiang garam. Tiang garam disini menggambarkan orang kristen yang tidak bertumbuh karena mereka masih terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya dosa. Seperti perumpaan penabur di Matius 13:1-23.


Sikap Hati yang ketiga
Tetapi Lot dan kedua anak perempuannya diselamatkan oleh Allah. Apakah mudah bagi Lot untuk meninggalkan Sodom dan Gomora ? Tanah yang begitu mencuri perhatiannya saati ia disuruh memilih oleh Abraham ? Tanah yang begitu subur, begitu menjanjikan, begitu kayanya. Semua yang ia miliki dan yang ia bangun ada disana. Tentu saja tidak mudah, Alkitab mencatat bahwa Lot masih berlambat-lambat meninggalkan kota itu (Kej 19:16). Tetapi Tuhan mengasihi dia dan menarik tangan mereka untuk keluar dari kota tersebut. Sikap hati yang ketiga diwakili sikap hati Lot yang mau sepenuhnya mendengarkan perintah Tuhan dan tidak menoleh kembali ke tempat yang telah ia tinggalkan, walaupun ia tahu itu berat tetapi tangan Tuhan akan membimbingnya. Sikap hati yang ketiga membiarkan Tuhan bekerja sepenuhnya di hidup kita, menjadikan dia Penuntun kita, bukan lagi keinginan hati kita. Memang tidak mudah melepaskan diri dari segala keinginan dosa, tapi kita percaya bahwa selama Tuhan yang menuntun tangan kita, kita pasti keluar sebagai pemenang.


Dosa, Doa dan Sikap Hati


Tiga hal inilah yang bisa kita pelajari dari kebinasaan Sodom dan Gomora. Kota yang begitu luar biasanya diciptakan dengan indah oleh Allah tapi penuh dengan kejahatan. Banyak hal didunia ini yang rasanya begitu memikat kita seperti saat Sodom dan Gomora memikat hati Lot, tapi semua yang hanya bersifat duniawi adalah sesuatu yang suatu saat nanti tidak bisa kita nikmati, segala dosa2 dan keinginan jahat dari si iblis dan tipu daya dunia akan dihanguskan seperti Allah menghanguskan Sodom dan Gomora. Semua kenikmatan yang diberikan dunia ini hanyalah sementara, ingat Allah membenci dosa dan juga mereka yang sudah melihat dan merasakan kasih kuasa Allah tetapi tetap hidup dalam dosa seperti Sodom dan Gomora Sampai saat ini Allah tetap mencari anak-anakNya yang mau berdoa. Berdoa bagi keluarganya, berdoa bagi teman-temannya, berdoa bagi kotanya, berdoa bagi negrinya. Sebab adalah suatu kejahatan jika kita melihat suatu bencana atau bahaya datang di depan mata orang lain, tetapi kita tidak memperingatkan mereka. Hari sudah semakin malam, siapa lagi laskar2 Allah yang mau bertekun berdoa kalau bukan kita anak-anakNya. Allah mencari mereka yang setia, yang sepenuh hati mengikuti kehendakNya yang tidak separuh hati mengikutiNya. Oh pasti tidak mudah, dunia ini begitu memikat, dunia ini begitu menghimpit. Begitu sulit pasti bagi kita untuk meninggalkan Sodom dan Gomora kita tanpa menoleh kebelakang. Tetapi Allah adalah Tuhan yang mengerti, Ia tidak akan berkata "Harus ini, harus itu" tanpa juga menuntun tangan kita. Saat kita berkata " Tuhan saya ngak mampu", Dia tidak akan berkata "selamat tinggal" tetapi Dia akan menuntun tangan kita seperti Ia menuntun Lot keluar dari Sodom dan Gomora. Dia akan berlari bersama kita menuju kemenangan. Yang perlu kita sediakan ialah sikap hati yang sepenuhnya menyerah kepada tuntunan Tuhan. Sehingga saat Tuhan membinasakan Sodom dan Gomora, kita tidak berada di dalamnya tetapi kita berada di sampingNya.


Puji Tuhan.

Tidak ada komentar: